![](https://ftis.unpar.ac.id/wp-content/uploads/sites/18/2021/01/The-9th-APCYS-2020-Wadahi-Minat-Meneliti-Generasi-Muda.jpg)
Pendidikan berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts and Mathematics) saat ini terus dikembangkan sebagai alternatif pembelajaran bagi siswa-siswi dalam berbagai tingkat pendidikan. Pembelajaran metode ini membutuhkan peran aktif para siswa dalam menganalisis dan bereksperimen untuk mencapai tingkat pemahaman yang diharapkan. Sehingga, riset atau penelitian harus dibiasakan sejak dini.
Sebagai bagian dari pengembangan minat riset generasi muda, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Universitas Katolik Parahyangan (FTIS Unpar) bersama Center for Young Scientist Indonesia menyelenggarakan Asia Pacific Conference of Young Scientist (APCYS). Kegiatan yang melibatkan para siswa-siswi tingkat SMA dari berbagai negara di Kawasan Asia-Pasifik juga Eropa ini merupakan penyelenggaraan yang kesembilan, dan untuk pertama kalinya diselenggarakan daring.
Melalui APCYS, para siswa ditantang dalam merumuskan science project pada bidang Matematika, Fisika, Informatika, Ilmu Hidup, serta Lingkungan. Hasilnya dikemas dalam bentuk extended abstract, video presentasi serta poster hasil riset. Karya ilmiah yang masuk tersebut akan dinilai oleh panel juri internasional.
Mengenal Budaya
Salah satu keunikan program internasional adalah kesempatan untuk mengenal budaya dari berbagai negara di dunia. Meski tahun ini tidak dapat bertatap langsung, para peserta APCYS tetap antusias mengikuti kegiatan Cultural Program yang diselenggarakan Sabtu (24/10/2020) melalui sarana konferensi virtual Zoom.
Secara bergantian, para peserta mempresentasikan ragam budaya dan keunikan negara asalnya melalui video dan paparan. Beberapa peserta menampilkan berbagai seni dan pertunjukkan, juga ada yang menceritakan keindahan negara tempat asalnya. Tidak ketinggalan kuis-kuis disajikan untuk menambah wawasan dari para peserta dan menambah hangatnya suasana acara.
Kegiatan pembuka APCYS ini semakin menarik sebab para peserta berasal dari berbagai negara di Asia, Oseania, Eropa, dan Amerika. Secara spesifik, APCYS 2020 menerima delegasi dari Brazil, Kamboja, Kanada, Vietnam, Macaw, Malaysia, Meksiko, Guam, India, Jepang, Filipina, Rusia, Singapura, Slovenia, Taiwan, Thailand, Turki, Tunisia, Nepal, dan tentunya Indonesia selaku tuan rumah.
Berbagi Pengalaman
Tidak hanya siswa-siswi peserta saja yang mendapatkan pengalaman baru dalam APCYS 2020. Para guru sebagai fasilitator pendidikan berkesempatan mempelajari metode-metode pembelajaran yang inspiratif, khususnya melalui model STEAM, lewat paparan para guru berbagai negara.
Para pendidik berbagi cerita mereka dalam sesi Teacher Sharing yang diadakan pada Minggu (25/10/2020) dengan dipandu oleh Syailendra Harahap dari ICYS. Guoxian Tan (Singapura), Arlene Chua dan Christine McCormic (Guam), Anucha Pratumma (Thailand), Dr. Urmiladevi Vinaykarao Suryawanshi (India), Thanit Pewnim (Thailand), Dr. Vasilii Pavlov (Rusia), serta Chao-Ming Fu (Taiwan) memaparkan berbagai pendekatan pendidikan sains yang diimplementasikan baik dalam institusi maupun kebijakan nasionalnya.
Situasi global yang terdampak oleh pandemi juga memberikan pengaruh besar bagi pembelajaran generasi muda. Oleh karenanya, isu pembelajaran sains jarak jauh juga menjadi hal yang disorot oleh seluruh guru yang hadir dalam kegiatan ini. Melalui inovasi-inovasi yang telah dilakukan dan dibagikan dalam forum tersebut, tentunya para pendidik mendapat inspirasi akan pembelajaran yang tetap bermanfaat bagi pemahaman anak didiknya.
Kompetisi APCYS menjadi wadah bagi generasi muda untuk mewujudkan minat akan riset dan pengembangan sains. Kegiatan ini akan diakhiri dengan Upacara Penutupan dan Pengumuman Pemenang yang diselenggarakan pada 7 November 2020. Informasi berkaitan dengan APCYS 2020 dapat diakses melalui laman https://apcys2020.unpar.ac.id/. (DAN – Divisi Publikasi)
Sumber: http://unpar.ac.id/the-9th-apcys-2020-wadahi-minat-meneliti-generasi-muda/